"tanah surga... katanya: potret
nasionalisme di perbatasan"
Bukan lautan hanya kolam
susu..katanya, tapi kata kakekku hanya orang kaya yang minum susu. Tiada badai
tiada topan kau temui,kain dan jala cukup menghidupimu.. tapi kata kakekku
ikannya diambil negara asing. Ikan dan udang menghampiri dirimu.. katanya, tapi
kata kakekku ssh.. ada udang dibalik batu hahaha... orang bilang tana kita
tanah surga katanya, tapi kata dokter intel yang punya surga hanya
pejabat-pejabat... puisi ini langsung menghentak di tengah seremoni kunjungan
para pejabat di sebuah desa terpencil dikalimantan barat dekat perbatasan
malaysia.
Intinya negara tidak hanya gagal
menjamin kebutuhan dasar masyarakat, tapi juga lalai membangun identitas
kolektif bernama bangsa didaerah perbatasan, karena masih didominasi oleh
keterbelakangan dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Konflik identitaspun terjadi. Haris
(Ence Bagus) dudu beranak dua berupaya mengajak kedua anaknya salman dan salina
(Tissa Biani Azahra) dan ayahnya hasyim (Fuad Idris) untuk pindah ke malaysia
yang dimatanya adalah surga. Namun Hasyim mantan sukarelawan indonesia yang
terlibat dalam konfrontasi indonesia malaysia 1960-an silam menampik
mentah-mentah. “ mengapa tidak sekalian kau pindahkan kuburan ibu dan istrimu?
” cetus hasyim dengan berang-berang. Bagi dia indonesia tetap surga sekalipun
Haris membantahnya dan bilang surga hanya milik jakarta. Akhirnya hanya Salima
yang ikut ayahnya, sementara Salman memilih tinggal bersama kakeknya.
Sementara itu seorang guru bernama
Astuti yang diperankan oleh Astri Nurdin juga mandapatkan kenyataan sekolah
yang tidak layak. Sebuah ruang dibagi menjadi dua dengan sekat menjadi kelas 3
dan 4 SD. Dan yang paling menyedihkan bukan hanya bangunan yang lantainya
jebol, tetapi sebagian besar anak-anak tidak tahu bendera Merah-Putih seperti apa.
Anwar (Ringgo Agus) juga begitu.
Dokter yang mengabdi didesa terpancil ini bingung karena penduduk lebih
mengenal ringgit . ketika mengajar anak-anak, ia mendapatkan bahwa mereka tidak
tahu lagu Indonesia Raya melainkan lebih mengenal “kolam susu-nya” Koes Plus.
Dan ternyata sekolah yang hanya satu-satunya didesa tersebut itu pernah vakum
selama setahun.
Tanah surga..katanya lebih tepat
sebuah film fiksi dengan pendekatan dokumenter. Banyak adegan yang menyentuh
hati bagi mereka yang mempunyai hati untuk bangsa ini. Saya tersentuh ketika
melihat adegan Salman yang berkeras menembuh Merah-Putih yang dipakai sebagai
kain pembungkus barang seorang pribumi di kawasan malaysia dengan kain sarung.
Bendera itu kemudian dibawahnya sambil berlari ke negerinya di iringi lagu
Tanah Air-nya Ibu Sud.
Tanah surga..katanya sarat
menggambarkan pandangan nasionalisme. Adegan ketika Hasyim berdiri tegak ketika
bendera Merah-Putih dikerek diiringi lagu Indonesia Raya mengingat saya pada
adegan ketika Naga Bonar tetap tegak meski tubuhnya mau limbung ketika bendera
di kibarkan dalam film “Naga Bonar jadi 2”. Sama-sama menyuarakan kecintaan
terhadap Negri ini.
Tetapi adegan yang paling dasyat
adalah ketika Haris bersorak-sorak bersama ratusan warga malaysia menyaksikan
kesebelasan itu menekuk squad garuda, semenmtara diseberang sana ayah Haris
(Hasyim) yang menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan sulit menuju rumah
sakitdengan perahu dengan diantar anwar. Sementara Salina menggambar Haris,
dia, Salman dan kakeknya sedang berdiri tegak dengan bendera Merah-Putihdi
depan sebuah rumah.
OPINI: “ SAYA
MENCINTAI NEGERI INDAH DENGAN GUGUSAN RIBUAN PULAUNYA SAMPAI SAYA MATI DAN
MENYATU DENGAN TANAH TERCINTA.”
Sebuah kutipan yang indah untuk menggambarkan betapa
kayanya Negri ini, namun dibalik itu semua terselip jutaan impian dari
masyarakat pribumi yang berdiam diperbatasan. Mereka hanya bisa bermimpi dan
berharap semoga para wakil rakyat mendengar suara hati mereka. Kejadian dari
film ini kiranya tidak terjadi dikehidupann nyata. Seseorang rela meninggalkan
negaranya bahkan keluarganya sendiri agar bisa merasakan kehidupan yang lebih
layak. Dan dari film ini kita dapat mengambil pembelajaran bahwa dalam keadaan
sesulit apapun jangan sampai kita kehilangan kecintaan terhadap Negri kita
tercinta INDONESIA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar